Pagi itu, matahari mengumpat di balik horden yang masih tertutup. takut mungkin untuk membangunkan si cewe bertubuh mungil , berparas cantik ke "bule-bule-an" itu. selimut kembali ia tarik sampai menutupi wajahnya. alarm pun tak berhenti berdering mencoba membangunkan. tangannya mencoba menggapai alarm yang ada di meja kecil di samping kasurnya. tiba-tiba, pintu kost nya diketuk dengan keras.
seseorang dari balik pintu itu berseru, "jasminee!! udah bangun kaan??" . ia hafal betuul suara berat itu. ya, suara Hamka. teman masa kecilnya yang suka ngelap ingus pake bajunya. atau terkadang malah membiarkan ingusnya melenggang.baju kebesaran, kumal, rambut gondrong itu semua adalah ciri khas nya. itu DULU. tapi sekarang, semua berbeda, potongan rambut cepak, postur tubuh tinggi tegap, dan selalu memakai kaos ketat hingga perutnya yang sispack tercetak. Jasmine bangkit dan sesegera mungkin merapihkan rambutnya yang keriting panjang. ia berlari kecil meraih gagang pintu . senyum mengembang ketika membuka pintu itu. "apa? udah ko. udah bangun.. hehe. jadi nggak??" tanyanya tanpa dosa.
"jadi doong.. udah gih mandi.aku tunggu yah?" ucap hamka dengan nada lembut. nada itu membunuhnya, membuat lemas.
"hu'um. tunggu ya ham-ham. hehehe" . ia berbalik badan dan menutup daun pintu berstiker BRUNO MARS itu. mengambil handuk, dan mandi.
15menit..
"sarapan dulu di tempat biasa yah? baru kesana. habis itu.. kita beli harum manis. gimana?" ucap Jasmine sambil menunjukan senyum termanisnya.
"oke, di tempat nasi uduk bu Mir kan? eh tapi, emang ada harum manis pagi-pagi gini?". tanya hamka sambil membetulkan tali sepatunya. sepatu yang warna, merk, dan modelnya sama seperti yang dipakai Jamine.
"aaahh.. tunggu sampe ada ah!" ujar jasmine sambil memanyunkan bibirnya dan meipat tangan di dada. hamka melirik, ia tersenyum lalu bangkit.
"hihi.. iya deh. yuuk.." ajaknya sambil menggenggam tangan mungil itu. jasmine melirik tangannya yang digenggam. ia tersenyum. ia suka.
"oke, di tempat nasi uduk bu Mir kan? eh tapi, emang ada harum manis pagi-pagi gini?". tanya hamka sambil membetulkan tali sepatunya. sepatu yang warna, merk, dan modelnya sama seperti yang dipakai Jamine.
"aaahh.. tunggu sampe ada ah!" ujar jasmine sambil memanyunkan bibirnya dan meipat tangan di dada. hamka melirik, ia tersenyum lalu bangkit.
"hihi.. iya deh. yuuk.." ajaknya sambil menggenggam tangan mungil itu. jasmine melirik tangannya yang digenggam. ia tersenyum. ia suka.
warung nasi bu Mir
"pake sambel bu, yang banyak kaya biasa. hehe". pinta jasmine dengan manja.
"nduuk-nduuk, cabe sekarang mahal lho, bisa bangkrut aku." jawab si penjual itu dengan bercanda. ia yg terlihat sdh akrab dengan jasmine. hamka hanya terkekeh. jasmine manyun lagi.
"sedikit aja yah jasmine. nanti sakit perut loh!" saran hamka dengan sangat perhatian. mata mereka bertemu. nada itu lagi, mata itu lagi. membuatnya ingat 11 tahun lalu, saat hamka membuat bando untuknya dari alang-alang dan menyelipkan bunga melati pada akar alan-alang yang dililitkannya hingga membuat bundaran. saat itu juga, ia menolak untuk memakai bando itu. hamka mengejarnya sampai masuk kedalam hutan . mereka lelah, lalu rebahan diatas jerami. saling menatap. tanpa kedip. seperti sekarang setelah bersama-sama kuliah di jakarta. pada 11 tahun juga, mereka selalu memakan harum manis . tiap ada pasar malam atau tidak. mereka sangat suka harum manis. tapi sekarang, saat mulai dewasa, hanya jasmine yang suka makan harum manis itu. tanpa sosok hamka di sampingnya. tanpa sosok hamka yang suka nyuapin harum manis. dia mengutuk waktu, dia benci jadi dewasa kalau tahu akhirnya hamka sibuk dengan dunianya, tak suka lagi harum manis. hanya punya waktu 2hari dalam seminggu utknya. beda dengan 11 tahun lalu dimana harinya selalu bersama dia. bersama Hamka.
"hey.. ko jadi ngelamun?" tanyanya membuyarkan ingatan pada 11 tahun lalu.
"eh.. iya, iya gabanyak." ucapnya terbata.
setelah itu, pesanan merekapun dtng. mereka menyelesaikan, lalu pergi ke toko buku. tak ada yang berbicara. sampai akhirnya, dengan gemas jasmine berkata dengan lirih.
"hamka.."
"mmb?? ada apa?" tanyanya sambil melihat-lihat jejeran novel. tak banyak org disana. hanya penjaga dan 2 anak remaja lainnya.
"kamu masih inget 11 tahun lalu kan? tentang bando bunga dan harum manis?" tanya jasmine dengan gemetar.
tak ada respon. jasmine mennyenggol tangan hamka dengan sikutnya.
"ssh aw!!" ucap hamka.
"makanya jawab!" bentak jasmine gemas.
"ii.. mm, apa? kamu bilang apa tadi?" tanyanya tanpa dosa. jasmine mengulang pertanyaannya. hamka menatapnya lalu menjawab "masih..".
"terus kenapa sekarang gasuka makan harum manis lagi? sekarang kamu jadi sibuk dengan dunia modelling mu semenjak kau mendaftarkan diri ke salahsatu redaksi. kamu menomer duakan aku." ujar jasmine panjang lebar. hamka menghela. mengelus kepala jasmine.
"maaf deh.. ntar ya kalau aa waktu luang kita makan harum manis." jawabya . padahal jasmine, menunggunya untuk mengatakan.. 'yaudah yuk , aku temenin makan harum manis hari ini deh!' .tapi rasanya itu mustahil. beberapa menit yang lalu, kru salah satu redaksi itu menelpon nya karena nanti sore ada pemotretan. aku menghela nafas, sore ini aku akan makan harum manis sendiri lagi. ingat! hanya 2 kali seminggu, bertemu tiap pagi untuk sarapan nasi uduk.
"yaudah, kamu pulang sndiri gapapa kan?" tanya hamka.
"emang sendiri mulu." jawa bnya ketus. tiba-tiba di ujung jalan, bergelantungan harum manis di sepeda ontel. tapi mana penjualnya?? ah! masa bodo!
"aku mau ituu!!" . hamka bingung. apa yg dikejar gadis itu? tak ada apapun disana. hamkmengejarnya, dengan tidak sabaran , jasmine telah menyebrang jalan dgn tak melihat kanan kiri. dan...................................
"JASMINEEEEEEEEEEEEEEE!!!!" sebuah truck menabraknya dan menyeret hingga beberapa meter. hamka dingin. diam,. lemas. menyesal tak menggunakan waktu untuk jasmine, cinta pertamanya. ia malah sibuk dengan pekerjaannya. takkan ada lg makan harum manis. ya menyesal. tak percaya. tak percaya ini yang terakhir ia makan nasi uduk sama jasmine, ya, terakhir. setelah dokter rumah sakit terdekat mengatakan,
"dia kembali kepada yang menciptakannya".
sambil memegang bando yang 11 tahun lalu dibuatnya, ia melihat bayangan jasmine tersenyum didepannya. namun ia tak bisa menggapainya. sayup-sayup ia mendengar,
"hamka.. makan harum manis lagi yuk? mau kan? hihi.." . ia mengangguk. air matanya tak terbendung.
"jasmine.. maafin aku .. "
by : HARFIA AIDA ADNIN
hay blogger! aku sepupu dari noca putri! happy baca semua cerpen-cerpennya yah! :)
"nduuk-nduuk, cabe sekarang mahal lho, bisa bangkrut aku." jawab si penjual itu dengan bercanda. ia yg terlihat sdh akrab dengan jasmine. hamka hanya terkekeh. jasmine manyun lagi.
"sedikit aja yah jasmine. nanti sakit perut loh!" saran hamka dengan sangat perhatian. mata mereka bertemu. nada itu lagi, mata itu lagi. membuatnya ingat 11 tahun lalu, saat hamka membuat bando untuknya dari alang-alang dan menyelipkan bunga melati pada akar alan-alang yang dililitkannya hingga membuat bundaran. saat itu juga, ia menolak untuk memakai bando itu. hamka mengejarnya sampai masuk kedalam hutan . mereka lelah, lalu rebahan diatas jerami. saling menatap. tanpa kedip. seperti sekarang setelah bersama-sama kuliah di jakarta. pada 11 tahun juga, mereka selalu memakan harum manis . tiap ada pasar malam atau tidak. mereka sangat suka harum manis. tapi sekarang, saat mulai dewasa, hanya jasmine yang suka makan harum manis itu. tanpa sosok hamka di sampingnya. tanpa sosok hamka yang suka nyuapin harum manis. dia mengutuk waktu, dia benci jadi dewasa kalau tahu akhirnya hamka sibuk dengan dunianya, tak suka lagi harum manis. hanya punya waktu 2hari dalam seminggu utknya. beda dengan 11 tahun lalu dimana harinya selalu bersama dia. bersama Hamka.
"hey.. ko jadi ngelamun?" tanyanya membuyarkan ingatan pada 11 tahun lalu.
"eh.. iya, iya gabanyak." ucapnya terbata.
setelah itu, pesanan merekapun dtng. mereka menyelesaikan, lalu pergi ke toko buku. tak ada yang berbicara. sampai akhirnya, dengan gemas jasmine berkata dengan lirih.
"hamka.."
"mmb?? ada apa?" tanyanya sambil melihat-lihat jejeran novel. tak banyak org disana. hanya penjaga dan 2 anak remaja lainnya.
"kamu masih inget 11 tahun lalu kan? tentang bando bunga dan harum manis?" tanya jasmine dengan gemetar.
tak ada respon. jasmine mennyenggol tangan hamka dengan sikutnya.
"ssh aw!!" ucap hamka.
"makanya jawab!" bentak jasmine gemas.
"ii.. mm, apa? kamu bilang apa tadi?" tanyanya tanpa dosa. jasmine mengulang pertanyaannya. hamka menatapnya lalu menjawab "masih..".
"terus kenapa sekarang gasuka makan harum manis lagi? sekarang kamu jadi sibuk dengan dunia modelling mu semenjak kau mendaftarkan diri ke salahsatu redaksi. kamu menomer duakan aku." ujar jasmine panjang lebar. hamka menghela. mengelus kepala jasmine.
"maaf deh.. ntar ya kalau aa waktu luang kita makan harum manis." jawabya . padahal jasmine, menunggunya untuk mengatakan.. 'yaudah yuk , aku temenin makan harum manis hari ini deh!' .tapi rasanya itu mustahil. beberapa menit yang lalu, kru salah satu redaksi itu menelpon nya karena nanti sore ada pemotretan. aku menghela nafas, sore ini aku akan makan harum manis sendiri lagi. ingat! hanya 2 kali seminggu, bertemu tiap pagi untuk sarapan nasi uduk.
"yaudah, kamu pulang sndiri gapapa kan?" tanya hamka.
"emang sendiri mulu." jawa bnya ketus. tiba-tiba di ujung jalan, bergelantungan harum manis di sepeda ontel. tapi mana penjualnya?? ah! masa bodo!
"aku mau ituu!!" . hamka bingung. apa yg dikejar gadis itu? tak ada apapun disana. hamkmengejarnya, dengan tidak sabaran , jasmine telah menyebrang jalan dgn tak melihat kanan kiri. dan...................................
"JASMINEEEEEEEEEEEEEEE!!!!" sebuah truck menabraknya dan menyeret hingga beberapa meter. hamka dingin. diam,. lemas. menyesal tak menggunakan waktu untuk jasmine, cinta pertamanya. ia malah sibuk dengan pekerjaannya. takkan ada lg makan harum manis. ya menyesal. tak percaya. tak percaya ini yang terakhir ia makan nasi uduk sama jasmine, ya, terakhir. setelah dokter rumah sakit terdekat mengatakan,
"dia kembali kepada yang menciptakannya".
sambil memegang bando yang 11 tahun lalu dibuatnya, ia melihat bayangan jasmine tersenyum didepannya. namun ia tak bisa menggapainya. sayup-sayup ia mendengar,
"hamka.. makan harum manis lagi yuk? mau kan? hihi.." . ia mengangguk. air matanya tak terbendung.
"jasmine.. maafin aku .. "
by : HARFIA AIDA ADNIN
hay blogger! aku sepupu dari noca putri! happy baca semua cerpen-cerpennya yah! :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar