Sabtu, 20 Juli 2013

tetaplah disini mawar

persahabatan yang tiada akhir.
semasa kecil gadis ini mempunyai beberapa sahabat. sebut saja namanya dengan gebi. gabriella putri. Gebi bersahabat baik dengan 4 orang temannya yang bernama  mawar, claudya, daniel, adit.
gebi sangat dekat dengan mawar, layaknya adik dan kakak mereka saling peduli satu sama lain. mawar memang seperti sesosok seorang kakak dimata gebi. karna sifat dewasanya itu mawar sangat disayang ke 4 sahabat lainnya beda sekali dengan gebi. gebi memang mempunyai 4 sahabat lainnya tetapi gebi paling dekat dengan mawar saja. karna yang lain menganggap gebi paling egois diantara yang lainnya. gebi tidak mau kalah , penuh ambisi , tetapi siapa sangka? dia mempunyai hati yang mulai ya walaupun terkadang sering kali sahabat-sahabatnya itu dibuat jengkel oleh gebi .

pada suatu ketika mereka (gebi dan 4 orang sahabat lainnya) berkumpul di basecamp mereka berbincang-bincang tentang apa sajaaa.
"guys planningnya kita kemana nih hari ini?" tanya daniel
"kalau aku sih terserah kalian saja" jaawab mawar dengan sikapnya yang tenang dan terlihat begitu dewasa
"kalau kamu geb ada ide? kemana kita akan pergi?" tanya claudya kepada gebi
" ke clubbing aja yuk?" jawab gebi dengan tatapan nakalnya.
"gila kamu geb! kita itu masih SMP kelas 3 itu bukan dunia kita geb" jawab adit dengan terkejut mendengar jawaban gebi
"gebi mau ngapain kita kesitu? kita kan belum dewasa, belum tau mana baik dan buruknya geb" jawab mawar
"ah kalian gak gaul nih, masa clubbing aja harus menunggu  kita dewasa? kalian yakin tidak mau mencoba mendengarku?" jawab gebi santai
"gak!!!" jawab  claudya, edit, dan daniel kompak secaara bersama-sama.
"kalo kamu mawar bagaimana? mau ikut denganku atau ikut dengan teman-teman norakmu ini!?" tanya gebi dengan nada meninggi.
"sudaaaaah semua tidak perlu kalian seperti ini hanya karna masalah kecil kalian menjadi begini. kalau sudah begini siapa yang rugi? kita semua." jawab mawar dengan nada lembut, tenang dan sangat dewasa
"yaudah kalau kalian tidak mau mengikutiku!! aku pergi saja sendiri. dan kamu mawar itu semua terserah kamu ingin ikut denganku atau dengan mereka. aku tak peduli" jawab gebi dengan nada emosi
"gebi!!! kamu kok emosi begini sih? egois sekali ya kamu!" jawab daniel
seketika semua berubah menegang, menjadi panas dan tak terkendali.
"trserah kamu deh dan mau ikut atau tidak kamu juga mawar kalau mau ikut denganku ayo kita pergi sekarang tapi kalau kamu tidak mau ikut juga yasudah aku bisa berangkat sendiri, tanpa kamu dan tanpa kalian yang norak!" jawab gebi dengan marah dan pergi meninggalkan keempat temannya yang membeku melihat reaksi gebi yang sangat labil , egois , dan kekanak-kanakkan.
"aku bingung melihat sifat gebi yang semakin hari semakin egois, semakin tidak ingin mengalah, tidakkah kalian capek mempunyai sahabat seperti dia, guys?" tanya daniel
"daniel, kamu berbicara apasih? aku tau persis bagaimana sifat gebi dan sebagai sahabat kecilnya seharusnya kita mengerti dia, seharusnya kita yang mengalah, tidakkah bagus jika ketika semua memanas kitapun tetap bersikap panas? seharusnya kita menjadi pendingin layaknya AC yang selalu mendinginkan suasana" jawab mawar dengan nada lembut dan bijak.
"mawar, kamu tidak perlu membelanya terus! semakin hari kita mengalah semakin diinjak-injakannya kita olehnya!! gebi sangat egois dia hanya memikirkan perasaannya sendiri saja tanpa memedulikan orang lain" timpa claudya
"pokoknya aku tidak mau kita terpecah , kita sahabat , kita keluarga , dan kita selalu bersama-sama sejak kecil" jawab mawar yg terus menerus mencoba mendinginkan suasana.
"yasudah kalau begitu kita pulang ke rumah masing-masing saja untuk menenangkan emosi kita. biarkan gebi pergi ke clubbing, aku yakin dia pasti pulang" jawab adit.
*keempat sahabat gebi pun akhirnya memutuskan untuk pulang dan membiarkan gebi pergi sendiri*

sepulang sekolah. suasana yg begitu sejuk dan sangat menenangkan bagi semua orang yg merasakan kenyamananan udara ini.
disekolah mawar mendekati gebi untuk menanyakan hal yang membuatnya kesal kemarin.
mawar sangat sayang terhadap gebi, gebi sudah seperti adik bungsunya yang memang haus akan kasih sayang seorang kakak.
"gebiiiiiii. tunggu aku ingin berbicara sebentar denganmu. bolehkah aku meminta waktumu sedikit?" tanya mawar
"boleh" jawab gebi dengan singkat.
"kamu jadi ke clubbing kemarin? dengan siapa?"
"ah kamu kenapa menanyakan hal itu lagi? aku sudah tidak ingin membahasnya war"
"kamu hanya salah paham saja kok dengan kita"
"kita? kita siapa maksudmu?"
"kitaaa. aku, claudya, adit dan daniel"
"ooooh, okee aku taaau aku minta maaf soal kemarin aku tidak bermaksud berbicara kasar dengan kalian, aku sungguh sangat menyesal war"
"okeee kalau begitu masalah ini sudah clear. kita masih tetap bersahabat kan geb?"
"kamu berbicara apasih? ya jelas kita masih sahabat sampai kapanpun itu war. aku sayang kamu sama halnya dengan aku menyayangi mereka"
"okeee sekarang ada baiknya kita pulang bareng yuk?" ajak mawar
"dengan senang hati!" jawab gebi dengan nada ceria

gebi senang sekali karna kesalah pahaman itu sudah tak lagi ada diantara gebi dan sahabat-sahabatnya. bukankah salah paham semacam itu biasa? tergantung kita semua saja yang menyikapinyaaa

setahun berlalu
kini mereka semua sudah beranjak dewasa.
gebi lebih bisa mengontrol emosinyaaa dan lebih bersikap dewasa. kini masalah lain datang masalah yang tanpa diduga-duga.

sore ini tepatnya di cafe lavida gebi dan mawar berjanjian untuk bertemu karna sudah lama sekali mereka bedua tak berjumpa. kini gebi dan mawar serta keempat teman lainnya berbeda sekolah dengan gebi.
gebi semakin sulit bertemu dan berkumpul dengan mereka.
tanpa disadarinya mawar sudah berada tepat didepan gebi.
"gebi?!" tanya mawar
"mawaaaaaaaar?!!!!! aaaaaaaaa aku kangen sekali denganmu, tidakkah kamu berniat untuk pindah di sekolahku?" tanya gebi antusias
"maaf gebi bukannya aku tidak ingin bersamamu lagi. tapi aku hanya tidak bisa geb" jawab mawar lemas
"kenaapaa? alasannya apa mawar?" tanya gebi dengan muka serius
"sekolahmu terlalu elit untuk ukuran orang sepertikuu"
"papahmu bangkrut?"
mawar tidak menjawab dengan kata-kata tetapi mawar hanya menjawabnya dengan sebuah anggukan yang bertanda iya.

dan tangisnya pecah seketika pada saat itu. bahkan dia tak tahu harus mengadu kepada siapa lagi selain gebi. teman-teman yang lainnya sibuk sendiri. sibuk masing-masing dengan sekolahnya mereka sendiri. dengan kesibukan mereka sendiri. kini yang tersisa hanya gebi. gebi yang slalu ada untuknya kapanpun dan dimanapun dia butuhkan.

karna tak tahan melihat mawar yang menangis terisak-isak didepannya itu gebi secara spontan memeluknya, merangkulnya. memberi pundak yang akan slalu tersedia jika mawar membutuhkannyaa. setelah berbincang-bincang lama, selama itu juga mawar bercerita tentang kehidupannya yang sekarang. yang mengalami kemunduran terutama perusahaan ayahnya. dalam hati kecil gebi, gebi ingin sekali membantunya tapi apalah dayanya? dia tidak mempunyai hak sama sekali atas kekayaannya yg dia miliki sekarang. itu semua bawaan. itu semua titipan. dan itu semua milik orang tuanya. bukankah jika ada petemuan maka ada perpisahan? ya. mereka (gebi dan mawar) memutuskan berpisah. berpisah untuk pulang kerumahnya masing-masing.selama diperjalanan gebi terus saja memikirkan bagaimana caranya untuk membantu mawar? berkali-kali dia mencoba berpikir dan tiba tiba saja telpon genggamnya berdering.
*kriiiiiiing* (bunyi telpon genggam milik gebi)
"iyaa maaf ini siapa ya?"
"maaf saya dari rumah sakit, apa benar anda bernama saudara gebi?" tanya orang diseberang sana
"iyaa mba. maaf ada apayah? siapa yg masuk rumah sakit?" tanya gebi penasaran
"mawar, sekarang keadaannya kritis. dan kebetulan tim saya menemukannya tadi tergeletak di dekat rumah sakit penuh darah  ini dan karna hpnya ini sempat jatuh dan saya liat terakhir yg dia hubungi adalah mba gebi kan?"
"APAAAAAAAA? MAWAAAAAAAR? DIA BARU SAJA BERTEMU SAYA MBAAAAA DI CAFE LAVIDA. GAMUNGKIN. YANG ANDA MAKSUD PASTI BUKAN MAWAR SAHABAT SAYA KAN?" tanya gebi dengan perasaan cemas dan tidak percaya akan keadaan sahabatnya yang baru bebetapa menit itu bertemu dengannya
"tenang mba, sahabat mba sedang ditangani oleh tim medis. saya minta agar mba menghubungi keluarganya yang lain juga ya. oiya saya dari rumah sakit harapan bunda" jawab org diseberang sana tegas.
*telpon diputus*

seketika cuaca pun tahu apa yg dirasakan gebi. seketika cuaca berubah menjadi gelap. tidak seperti biasanya, gebi bingung harus berbuat apaaa di  perjalanannya ke rumah sakit tempat mawar dirawat dia hanya bisa menangis bingung, cemas, dan tidak percaya atas apa yang sudah menimpa sahabat terbaiknya itu yang slalu ada buat dia. tak pernah terbayang dibenaknya atas apa yg sedang menimpa mawar. seperti pribahasa sudah jatuh tertimpa tangga. begitulah hidup mawar yg sekarang ini, gebi sudah menghubungi keluarganya mawar dan memberitahu informasi tentang ini.

sesampainya di rumah sakit gebi bergegas memberitahu ke 3 sahabat lainnya claudya, adit dan daniel.
gebi bertanya kepada petugas rumah sakit.
"mbaa apa benar baru saja ada pasien yg dirawat atas nama mawar?" tanya gebi dengan penasaran dan raut muka yg sangat tegang
"iya mba benar. temannya mba mawar ya? dia kritis mba sekarang di ruang ICU sebelah sana ya mba (sambil menunjukkan arah ruang ICUnya)
"iya mba saya temannyaaa. oke terimakasih" gebi berlari bergegas ke ruang ICU.

*didepan ruang ICU* tiba tiba saja dokter keluar dari ruangan itu spontan gebi langsung mengajukan pertanyaan
"dok bagaimana keadaan sahabat saya? mawar? apa yang terjadi dengannya dok?" tanya gebi panik
"tenang mba. maaf anda ini ada hubungan apaya dengan mba mawar yg ada didalam sana? (melirik ke ruang ICU)" tanya dokter
"saya sahabatnya dok, sebelum dia begini saya sempat menemuinya di cafe lavida" jelas gebi
"oh begituuuuu. pantas saja"
"maksud dokter apaya? apa sih yg sebenarnya terjadi dengan mawar?" tanya gebi serius
"sahabat anda, mba mawar baru saja tertabrak mobil ketika ingin menyibrangi jalan"
"apaaa? dokter jangan main-main ya dengan saya! saya bisa tuntut dokter jika berkata bohong!" ancem gebi
"demi tuhaaan mba saya ini dokter, mana mungkin dalam keadaan genting seperti ini saya membohongi anda? apa untungnya bagi saya?" jawab dokter tegas.
"oh oke maafkan saya dok, saya terlalu panik dan khawatir dengan keadaan mawar"
"iya mba saya tahu. saya mohon mba tenangin diri dulu"
"iya dok. terus bagaimana dengan org yg menabrak sahabat saya itu dok?"
"maaf mba kami tidak tahu. nampaknya sahabat mba itu adalah korban tabrak lari"

mendengar perkataan dokter itu gebi merasa lemas. hatinya seperti dilukai. bahkan ditusuk oleh benda yg blm pernah sama skali ia jumpai. bagaimana bisa org yg baru saja bertemu dengannya tiba-tiba berada dirumah sakit ini?
beberapa jam kemudian beberapa para suster dan dokter-dokter memasuki ruang ICU. ya allah cobaan apa lagi ini! ada apa dengan mawar bisiknya dalam hati.

*dokter keluar dari ruang ICU*
"dokter! ada apa dengan mawar?"
"apa tidak ada keluarga yg lain? atau mungkin saudara kandungnya? ada sesuatu yg harus saya bicarakan" jelas dokter
"saya saja dok!!! saya siap menanggung semua adm. maupun sesuatu yg dibutuhkan mawar, bagaimana keadannya?"
"maaaaf  mba gebi saya dan rekan-rekan yang lain sudah berusaha sekali untuk membantunyaa......
tapi............"
"tapi apa dok?! jangan buat saya penasaran!! saya butuh kejelasan ttg keadaan shbt saya dok!" jelas gebi panik.
"relakan sahabatmu yaaa berpulang kepada-Nya, saya harap kamu bisa tegar, saya permisi" tanpa basa-basi dokter itu segera pergi meninggalkan gebi .
Gebi yg masih terbujur kaku mendengar kabar yg sangat tak ingin ia dengar. kabar kematian seorg sahabat terbaik dihidupnya. berlinanglah air mata, gebi tak menyangka ternyata pertemuannya tadi sore di cafe lavida adalah pertemuan terakhirnya dengan mawar. mawar kenapa kamu tega meninggalkanku saat kita bahkan sudah berpisah slama 1tahun. mawar kamu jahat sekali. seakan tak rela ditinggalkan oleh mawar gebi hanya bisa menangisi semuanya. tanpa berbuat apa-apa.

*tibalah teman-teman dan keluarga mawar di rumah sakit harapan bunda*
"hey! gebi! mengapa kamu disitu saja? kemana mawar? mengapa kamu tidak menjaganya? apakah dia sedang tidur?" tanya daniel penasaran tanpa tahu apa yg sudah terjadi kepada mawar.
"mawar.............. memang tidur" jawab gebi lemas
"serius? tapi kok dia tidak ada didalem geb?" tanya claudya penasaran
"iya karna dia sudah meninggalkan kita dialam yg berbeda" tangisan gebi pecah seketika dan menceritakan semuanya, saat terakhir dimana mawar bertemu gebi tadi sore.

"eh gebi! pasti ini semua salahmu kan!!! coba saja kalau mawar tidak bertemu denganmu tadi sore!!! aku benci denganmu! dasar pembunuh!" bentak adit
"iya pasti ini semua karna kamu. seandainya kamu mengantarkan dia pulang kerumahnya dengan selamat dan tanpa beban pikiran, pasti sekarang dia masih hidup!!!"
"tapi ini semua trjadi begitu cepat tanpa aku tahu akan berakhir seperti ini............"
"udah lah geb kita ber3 benci sama kamu. gausah hubungin kita kalau kamu belum mempunya alesan yang kuat akan kematiannya mawar!" tegas daniel
"oke kalo itu mau kalian. aku akan membuktikannya, kalau aku tidak bersalah sama sekali dan aku tidak ada hubungannya sama sekali dengan kematiannya mawar. dia shbtku jg, aku menyayanginya layaknya seorg adik yg menyayangi kakaknya!!" gebi geram dan meninggalkan semuanya membeku dlm suasana yg penuh duka dan ketegangan.

tibalah gebi dirumahnyaaa
masih sama. membeku. menangis. lemas semuanya jadi tidak mengenakan.
2 bulan berlalu

dimalam hari saat gebi akan pergi ke toilet
"gebiiiiiiiiii........" suara samar-samar memanggilnya
"aduhhh siapa sih manggil-manggil aku lagi buang air kecil tunggu sebentar dong"
"gebiiiiiiiii hihihihi" suara samar-samar tetapi jelas itu.
"siapa sih?"
gebi segera keluar kamar mandi dan...........
MAWARRRRRRRRRR *terkejut*  dan *pingsan*

keesokan harinya dia menceritaakan itu semua ke adit, daniel, dan claudya tetapi mereka justru tidak mempercayai gebi. gebi dianggap gila. berhalusinasi terus setelah kematian sahabatnya mawar.

pada suatu hari di rumah gebi dan ketiga temannya . gebi mendengar jeritan dan suara itu lagi. suara yang sama tetapi hanya dia saja dia mencoba membangunkan teman-temannya setelah teman-temannya terbangun suara itu hilang. selalu sama seperti itu. singkat cerita, hanya dia yg dpt merasakan keberadaan mawar.

setelah beberapa bulan alm. mawar terus menghantuinya gebi mencari jalan dan cara untuk menemui arwahnya mawar yang diyakinin blm tenang disana. gebi memberanikan diri menelusuri teka-teki yg ditunjukkan mawar. step by step. finish! semua selesai. ternyata mawar menunjukkan jalan/cara untuk mendapatkan bukti yg kuat agar gebi tidak dianggap salah lagi dengan teman-temannya.

tepat setahunan hari kepergian mawar
semua itu terkuak. misteri kematian mawar pun terkuak , dan memang bukan gebi penyebab kematiannyaaaa , mawar hanyalah seseorg wanita cantik yg menjadi korban tabrak lari, \

lalu mawar menampakkkan diri kepada teman-temannya yg lain.
"hey kalian semua aku sayang kalian yaaa" arwah mawar muncul secara tiba-tiba.
"mawaar, kenapa kamu tega meninggalkan kita yg sudah lama berpisah?" tanya gebi mulai terisak dengan tangisannya.
"maafkan aku gebi. ini semua salahku. semuanya sudah jelas, gebi tidak bersalah ya claudya, adit, daniel. jangan pernah tinggalkan gebi sendiri. dia butuh kalian sama seperti dia membutuhkanku"
"iya pasti war! kita pasti akan slalu ada buat gebi. yg tenang war kamu disanaaa" jawab claudya.
"iyaaaa pasti. gebi maafkan aku selalu menganggumu, semua itu aku lakukan untuk menunjukkan bukti bahwa kamu tidak bersalah atas kepergianku." jelas mawar.
"iya mawar kamu tidak berubah walaupun hidupmu sudah berbeda dan mengalami kemunduran sewaktu hidup aku tetep sayang kamu, jangan tinggalin aku mawar." ucap gebi
"iyaaa walaupun kita berbeda alam percaya ya aku slalu ada bersamamu gebi."
"aku syg kamu mawar" gebi mencoba memeluk mawar namun tak bisa
"maaf gebi, claudya, adit, daniel aku harus pergi, tugasku sudah selesai. waktupun sudah habis didunia ini. aku syg kalian. dadaaaaaaaaah" mawar menghilang kembali ketempat yang seharusnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar