Senin, 12 Agustus 2013

HARUM MANIS

Pagi itu, matahari mengumpat di balik horden  yang masih tertutup. takut mungkin untuk membangunkan si cewe bertubuh mungil , berparas cantik ke  "bule-bule-an" itu. selimut kembali ia tarik sampai menutupi wajahnya. alarm pun tak berhenti berdering mencoba membangunkan. tangannya mencoba menggapai alarm yang ada di meja kecil di samping kasurnya. tiba-tiba,  pintu kost nya diketuk dengan keras. 

seseorang dari balik pintu itu berseru, "jasminee!! udah bangun kaan??" . ia hafal betuul suara berat itu. ya, suara Hamka. teman masa kecilnya yang suka ngelap ingus pake bajunya. atau terkadang malah membiarkan ingusnya melenggang.baju kebesaran, kumal, rambut gondrong itu semua adalah ciri khas nya. itu DULU. tapi sekarang, semua berbeda, potongan rambut cepak, postur tubuh tinggi tegap, dan selalu memakai kaos ketat hingga perutnya yang sispack tercetak. Jasmine bangkit dan sesegera mungkin merapihkan rambutnya yang keriting panjang. ia berlari kecil meraih gagang pintu . senyum mengembang ketika membuka pintu itu. "apa? udah ko. udah bangun.. hehe. jadi nggak??" tanyanya tanpa dosa.

 "jadi doong.. udah gih mandi.aku tunggu yah?" ucap hamka dengan nada lembut. nada itu membunuhnya, membuat lemas. 

"hu'um. tunggu ya ham-ham. hehehe" . ia berbalik badan dan menutup daun pintu berstiker BRUNO MARS itu. mengambil handuk, dan mandi.

15menit..

"sarapan dulu di tempat biasa yah? baru kesana. habis itu.. kita beli harum manis. gimana?" ucap Jasmine sambil menunjukan senyum termanisnya.
"oke, di tempat nasi uduk bu Mir kan? eh tapi, emang ada harum manis pagi-pagi gini?". tanya hamka sambil membetulkan tali sepatunya. sepatu yang warna, merk, dan modelnya sama seperti yang dipakai Jamine.
 "aaahh.. tunggu sampe ada ah!" ujar jasmine sambil memanyunkan bibirnya dan meipat tangan di dada. hamka melirik, ia tersenyum lalu bangkit.
 "hihi.. iya deh. yuuk.." ajaknya sambil menggenggam tangan mungil itu. jasmine melirik tangannya yang digenggam. ia tersenyum. ia suka. 

warung nasi bu Mir

"pake sambel bu, yang banyak kaya biasa. hehe". pinta jasmine dengan manja. 
"nduuk-nduuk, cabe sekarang mahal lho, bisa bangkrut aku." jawab si penjual itu dengan bercanda. ia yg terlihat sdh akrab dengan jasmine. hamka hanya terkekeh. jasmine manyun lagi. 
"sedikit aja yah jasmine. nanti sakit perut loh!" saran hamka dengan sangat perhatian. mata mereka bertemu. nada itu lagi, mata itu lagi. membuatnya ingat 11 tahun lalu, saat hamka membuat bando untuknya dari alang-alang dan menyelipkan bunga melati pada akar alan-alang yang dililitkannya hingga membuat bundaran. saat itu juga, ia menolak untuk memakai bando itu. hamka mengejarnya sampai masuk kedalam hutan . mereka lelah, lalu rebahan diatas jerami. saling menatap. tanpa kedip. seperti sekarang setelah bersama-sama kuliah di jakarta. pada 11 tahun juga, mereka selalu memakan harum manis . tiap ada pasar malam atau tidak. mereka sangat suka harum manis. tapi sekarang, saat mulai dewasa, hanya jasmine yang suka makan harum manis itu. tanpa sosok hamka di sampingnya. tanpa sosok hamka yang suka nyuapin harum manis. dia mengutuk waktu, dia benci jadi dewasa kalau tahu akhirnya hamka sibuk dengan dunianya, tak suka lagi harum manis. hanya punya waktu 2hari dalam seminggu utknya. beda dengan 11 tahun lalu dimana harinya selalu bersama dia. bersama Hamka. 
 "hey.. ko jadi ngelamun?"  tanyanya membuyarkan ingatan pada 11 tahun lalu. 
"eh.. iya, iya gabanyak." ucapnya terbata. 
setelah itu, pesanan merekapun dtng. mereka menyelesaikan, lalu pergi ke toko buku. tak ada yang berbicara. sampai akhirnya, dengan gemas jasmine berkata dengan lirih. 
"hamka.."
"mmb?? ada apa?" tanyanya sambil melihat-lihat jejeran novel. tak banyak org disana. hanya penjaga dan 2 anak remaja lainnya.
"kamu masih inget 11 tahun lalu kan? tentang bando bunga dan harum manis?" tanya jasmine dengan gemetar.
tak ada respon. jasmine mennyenggol tangan hamka dengan sikutnya.
"ssh aw!!" ucap hamka.
"makanya jawab!" bentak jasmine gemas.
"ii.. mm, apa? kamu bilang apa tadi?" tanyanya tanpa dosa. jasmine mengulang pertanyaannya. hamka menatapnya lalu menjawab "masih..". 
 "terus kenapa sekarang gasuka makan harum manis lagi?  sekarang kamu jadi sibuk dengan dunia modelling mu semenjak kau mendaftarkan diri ke salahsatu redaksi. kamu menomer duakan aku." ujar jasmine panjang lebar. hamka menghela. mengelus kepala jasmine. 
"maaf deh.. ntar ya kalau aa waktu luang kita makan harum manis." jawabya . padahal jasmine, menunggunya untuk mengatakan.. 'yaudah yuk , aku temenin makan harum manis hari ini deh!' .tapi rasanya itu mustahil. beberapa menit yang lalu, kru salah satu redaksi itu menelpon nya karena nanti sore ada pemotretan. aku menghela nafas, sore ini aku akan makan harum manis sendiri lagi. ingat! hanya 2 kali seminggu, bertemu tiap pagi untuk sarapan nasi uduk.

"yaudah, kamu pulang sndiri gapapa kan?" tanya hamka.
"emang sendiri mulu." jawa bnya ketus. tiba-tiba di ujung jalan, bergelantungan harum manis di sepeda ontel. tapi mana penjualnya?? ah! masa bodo! 
 "aku mau ituu!!" . hamka bingung. apa yg dikejar gadis itu? tak ada apapun disana. hamkmengejarnya, dengan tidak sabaran , jasmine telah menyebrang jalan dgn tak melihat kanan kiri. dan...................................
 "JASMINEEEEEEEEEEEEEEE!!!!" sebuah truck menabraknya dan menyeret hingga beberapa meter. hamka dingin. diam,. lemas. menyesal tak menggunakan waktu untuk jasmine, cinta pertamanya. ia malah sibuk dengan pekerjaannya. takkan ada lg makan harum manis.  ya menyesal. tak percaya. tak percaya ini yang terakhir ia makan nasi uduk sama jasmine, ya, terakhir. setelah dokter rumah sakit terdekat mengatakan, 
"dia kembali kepada yang menciptakannya".


sambil memegang bando yang 11 tahun lalu dibuatnya, ia melihat bayangan jasmine tersenyum didepannya. namun ia tak bisa menggapainya. sayup-sayup ia mendengar,
 "hamka.. makan harum manis lagi yuk? mau kan? hihi.." . ia mengangguk. air matanya tak terbendung.
 "jasmine.. maafin aku .. "

















by : HARFIA AIDA ADNIN

hay blogger! aku sepupu dari noca putri! happy baca semua cerpen-cerpennya yah! :)

Sabtu, 20 Juli 2013

tetaplah disini mawar

persahabatan yang tiada akhir.
semasa kecil gadis ini mempunyai beberapa sahabat. sebut saja namanya dengan gebi. gabriella putri. Gebi bersahabat baik dengan 4 orang temannya yang bernama  mawar, claudya, daniel, adit.
gebi sangat dekat dengan mawar, layaknya adik dan kakak mereka saling peduli satu sama lain. mawar memang seperti sesosok seorang kakak dimata gebi. karna sifat dewasanya itu mawar sangat disayang ke 4 sahabat lainnya beda sekali dengan gebi. gebi memang mempunyai 4 sahabat lainnya tetapi gebi paling dekat dengan mawar saja. karna yang lain menganggap gebi paling egois diantara yang lainnya. gebi tidak mau kalah , penuh ambisi , tetapi siapa sangka? dia mempunyai hati yang mulai ya walaupun terkadang sering kali sahabat-sahabatnya itu dibuat jengkel oleh gebi .

pada suatu ketika mereka (gebi dan 4 orang sahabat lainnya) berkumpul di basecamp mereka berbincang-bincang tentang apa sajaaa.
"guys planningnya kita kemana nih hari ini?" tanya daniel
"kalau aku sih terserah kalian saja" jaawab mawar dengan sikapnya yang tenang dan terlihat begitu dewasa
"kalau kamu geb ada ide? kemana kita akan pergi?" tanya claudya kepada gebi
" ke clubbing aja yuk?" jawab gebi dengan tatapan nakalnya.
"gila kamu geb! kita itu masih SMP kelas 3 itu bukan dunia kita geb" jawab adit dengan terkejut mendengar jawaban gebi
"gebi mau ngapain kita kesitu? kita kan belum dewasa, belum tau mana baik dan buruknya geb" jawab mawar
"ah kalian gak gaul nih, masa clubbing aja harus menunggu  kita dewasa? kalian yakin tidak mau mencoba mendengarku?" jawab gebi santai
"gak!!!" jawab  claudya, edit, dan daniel kompak secaara bersama-sama.
"kalo kamu mawar bagaimana? mau ikut denganku atau ikut dengan teman-teman norakmu ini!?" tanya gebi dengan nada meninggi.
"sudaaaaah semua tidak perlu kalian seperti ini hanya karna masalah kecil kalian menjadi begini. kalau sudah begini siapa yang rugi? kita semua." jawab mawar dengan nada lembut, tenang dan sangat dewasa
"yaudah kalau kalian tidak mau mengikutiku!! aku pergi saja sendiri. dan kamu mawar itu semua terserah kamu ingin ikut denganku atau dengan mereka. aku tak peduli" jawab gebi dengan nada emosi
"gebi!!! kamu kok emosi begini sih? egois sekali ya kamu!" jawab daniel
seketika semua berubah menegang, menjadi panas dan tak terkendali.
"trserah kamu deh dan mau ikut atau tidak kamu juga mawar kalau mau ikut denganku ayo kita pergi sekarang tapi kalau kamu tidak mau ikut juga yasudah aku bisa berangkat sendiri, tanpa kamu dan tanpa kalian yang norak!" jawab gebi dengan marah dan pergi meninggalkan keempat temannya yang membeku melihat reaksi gebi yang sangat labil , egois , dan kekanak-kanakkan.
"aku bingung melihat sifat gebi yang semakin hari semakin egois, semakin tidak ingin mengalah, tidakkah kalian capek mempunyai sahabat seperti dia, guys?" tanya daniel
"daniel, kamu berbicara apasih? aku tau persis bagaimana sifat gebi dan sebagai sahabat kecilnya seharusnya kita mengerti dia, seharusnya kita yang mengalah, tidakkah bagus jika ketika semua memanas kitapun tetap bersikap panas? seharusnya kita menjadi pendingin layaknya AC yang selalu mendinginkan suasana" jawab mawar dengan nada lembut dan bijak.
"mawar, kamu tidak perlu membelanya terus! semakin hari kita mengalah semakin diinjak-injakannya kita olehnya!! gebi sangat egois dia hanya memikirkan perasaannya sendiri saja tanpa memedulikan orang lain" timpa claudya
"pokoknya aku tidak mau kita terpecah , kita sahabat , kita keluarga , dan kita selalu bersama-sama sejak kecil" jawab mawar yg terus menerus mencoba mendinginkan suasana.
"yasudah kalau begitu kita pulang ke rumah masing-masing saja untuk menenangkan emosi kita. biarkan gebi pergi ke clubbing, aku yakin dia pasti pulang" jawab adit.
*keempat sahabat gebi pun akhirnya memutuskan untuk pulang dan membiarkan gebi pergi sendiri*

sepulang sekolah. suasana yg begitu sejuk dan sangat menenangkan bagi semua orang yg merasakan kenyamananan udara ini.
disekolah mawar mendekati gebi untuk menanyakan hal yang membuatnya kesal kemarin.
mawar sangat sayang terhadap gebi, gebi sudah seperti adik bungsunya yang memang haus akan kasih sayang seorang kakak.
"gebiiiiiii. tunggu aku ingin berbicara sebentar denganmu. bolehkah aku meminta waktumu sedikit?" tanya mawar
"boleh" jawab gebi dengan singkat.
"kamu jadi ke clubbing kemarin? dengan siapa?"
"ah kamu kenapa menanyakan hal itu lagi? aku sudah tidak ingin membahasnya war"
"kamu hanya salah paham saja kok dengan kita"
"kita? kita siapa maksudmu?"
"kitaaa. aku, claudya, adit dan daniel"
"ooooh, okee aku taaau aku minta maaf soal kemarin aku tidak bermaksud berbicara kasar dengan kalian, aku sungguh sangat menyesal war"
"okeee kalau begitu masalah ini sudah clear. kita masih tetap bersahabat kan geb?"
"kamu berbicara apasih? ya jelas kita masih sahabat sampai kapanpun itu war. aku sayang kamu sama halnya dengan aku menyayangi mereka"
"okeee sekarang ada baiknya kita pulang bareng yuk?" ajak mawar
"dengan senang hati!" jawab gebi dengan nada ceria

gebi senang sekali karna kesalah pahaman itu sudah tak lagi ada diantara gebi dan sahabat-sahabatnya. bukankah salah paham semacam itu biasa? tergantung kita semua saja yang menyikapinyaaa

setahun berlalu
kini mereka semua sudah beranjak dewasa.
gebi lebih bisa mengontrol emosinyaaa dan lebih bersikap dewasa. kini masalah lain datang masalah yang tanpa diduga-duga.

sore ini tepatnya di cafe lavida gebi dan mawar berjanjian untuk bertemu karna sudah lama sekali mereka bedua tak berjumpa. kini gebi dan mawar serta keempat teman lainnya berbeda sekolah dengan gebi.
gebi semakin sulit bertemu dan berkumpul dengan mereka.
tanpa disadarinya mawar sudah berada tepat didepan gebi.
"gebi?!" tanya mawar
"mawaaaaaaaar?!!!!! aaaaaaaaa aku kangen sekali denganmu, tidakkah kamu berniat untuk pindah di sekolahku?" tanya gebi antusias
"maaf gebi bukannya aku tidak ingin bersamamu lagi. tapi aku hanya tidak bisa geb" jawab mawar lemas
"kenaapaa? alasannya apa mawar?" tanya gebi dengan muka serius
"sekolahmu terlalu elit untuk ukuran orang sepertikuu"
"papahmu bangkrut?"
mawar tidak menjawab dengan kata-kata tetapi mawar hanya menjawabnya dengan sebuah anggukan yang bertanda iya.

dan tangisnya pecah seketika pada saat itu. bahkan dia tak tahu harus mengadu kepada siapa lagi selain gebi. teman-teman yang lainnya sibuk sendiri. sibuk masing-masing dengan sekolahnya mereka sendiri. dengan kesibukan mereka sendiri. kini yang tersisa hanya gebi. gebi yang slalu ada untuknya kapanpun dan dimanapun dia butuhkan.

karna tak tahan melihat mawar yang menangis terisak-isak didepannya itu gebi secara spontan memeluknya, merangkulnya. memberi pundak yang akan slalu tersedia jika mawar membutuhkannyaa. setelah berbincang-bincang lama, selama itu juga mawar bercerita tentang kehidupannya yang sekarang. yang mengalami kemunduran terutama perusahaan ayahnya. dalam hati kecil gebi, gebi ingin sekali membantunya tapi apalah dayanya? dia tidak mempunyai hak sama sekali atas kekayaannya yg dia miliki sekarang. itu semua bawaan. itu semua titipan. dan itu semua milik orang tuanya. bukankah jika ada petemuan maka ada perpisahan? ya. mereka (gebi dan mawar) memutuskan berpisah. berpisah untuk pulang kerumahnya masing-masing.selama diperjalanan gebi terus saja memikirkan bagaimana caranya untuk membantu mawar? berkali-kali dia mencoba berpikir dan tiba tiba saja telpon genggamnya berdering.
*kriiiiiiing* (bunyi telpon genggam milik gebi)
"iyaa maaf ini siapa ya?"
"maaf saya dari rumah sakit, apa benar anda bernama saudara gebi?" tanya orang diseberang sana
"iyaa mba. maaf ada apayah? siapa yg masuk rumah sakit?" tanya gebi penasaran
"mawar, sekarang keadaannya kritis. dan kebetulan tim saya menemukannya tadi tergeletak di dekat rumah sakit penuh darah  ini dan karna hpnya ini sempat jatuh dan saya liat terakhir yg dia hubungi adalah mba gebi kan?"
"APAAAAAAAA? MAWAAAAAAAR? DIA BARU SAJA BERTEMU SAYA MBAAAAA DI CAFE LAVIDA. GAMUNGKIN. YANG ANDA MAKSUD PASTI BUKAN MAWAR SAHABAT SAYA KAN?" tanya gebi dengan perasaan cemas dan tidak percaya akan keadaan sahabatnya yang baru bebetapa menit itu bertemu dengannya
"tenang mba, sahabat mba sedang ditangani oleh tim medis. saya minta agar mba menghubungi keluarganya yang lain juga ya. oiya saya dari rumah sakit harapan bunda" jawab org diseberang sana tegas.
*telpon diputus*

seketika cuaca pun tahu apa yg dirasakan gebi. seketika cuaca berubah menjadi gelap. tidak seperti biasanya, gebi bingung harus berbuat apaaa di  perjalanannya ke rumah sakit tempat mawar dirawat dia hanya bisa menangis bingung, cemas, dan tidak percaya atas apa yang sudah menimpa sahabat terbaiknya itu yang slalu ada buat dia. tak pernah terbayang dibenaknya atas apa yg sedang menimpa mawar. seperti pribahasa sudah jatuh tertimpa tangga. begitulah hidup mawar yg sekarang ini, gebi sudah menghubungi keluarganya mawar dan memberitahu informasi tentang ini.

sesampainya di rumah sakit gebi bergegas memberitahu ke 3 sahabat lainnya claudya, adit dan daniel.
gebi bertanya kepada petugas rumah sakit.
"mbaa apa benar baru saja ada pasien yg dirawat atas nama mawar?" tanya gebi dengan penasaran dan raut muka yg sangat tegang
"iya mba benar. temannya mba mawar ya? dia kritis mba sekarang di ruang ICU sebelah sana ya mba (sambil menunjukkan arah ruang ICUnya)
"iya mba saya temannyaaa. oke terimakasih" gebi berlari bergegas ke ruang ICU.

*didepan ruang ICU* tiba tiba saja dokter keluar dari ruangan itu spontan gebi langsung mengajukan pertanyaan
"dok bagaimana keadaan sahabat saya? mawar? apa yang terjadi dengannya dok?" tanya gebi panik
"tenang mba. maaf anda ini ada hubungan apaya dengan mba mawar yg ada didalam sana? (melirik ke ruang ICU)" tanya dokter
"saya sahabatnya dok, sebelum dia begini saya sempat menemuinya di cafe lavida" jelas gebi
"oh begituuuuu. pantas saja"
"maksud dokter apaya? apa sih yg sebenarnya terjadi dengan mawar?" tanya gebi serius
"sahabat anda, mba mawar baru saja tertabrak mobil ketika ingin menyibrangi jalan"
"apaaa? dokter jangan main-main ya dengan saya! saya bisa tuntut dokter jika berkata bohong!" ancem gebi
"demi tuhaaan mba saya ini dokter, mana mungkin dalam keadaan genting seperti ini saya membohongi anda? apa untungnya bagi saya?" jawab dokter tegas.
"oh oke maafkan saya dok, saya terlalu panik dan khawatir dengan keadaan mawar"
"iya mba saya tahu. saya mohon mba tenangin diri dulu"
"iya dok. terus bagaimana dengan org yg menabrak sahabat saya itu dok?"
"maaf mba kami tidak tahu. nampaknya sahabat mba itu adalah korban tabrak lari"

mendengar perkataan dokter itu gebi merasa lemas. hatinya seperti dilukai. bahkan ditusuk oleh benda yg blm pernah sama skali ia jumpai. bagaimana bisa org yg baru saja bertemu dengannya tiba-tiba berada dirumah sakit ini?
beberapa jam kemudian beberapa para suster dan dokter-dokter memasuki ruang ICU. ya allah cobaan apa lagi ini! ada apa dengan mawar bisiknya dalam hati.

*dokter keluar dari ruang ICU*
"dokter! ada apa dengan mawar?"
"apa tidak ada keluarga yg lain? atau mungkin saudara kandungnya? ada sesuatu yg harus saya bicarakan" jelas dokter
"saya saja dok!!! saya siap menanggung semua adm. maupun sesuatu yg dibutuhkan mawar, bagaimana keadannya?"
"maaaaf  mba gebi saya dan rekan-rekan yang lain sudah berusaha sekali untuk membantunyaa......
tapi............"
"tapi apa dok?! jangan buat saya penasaran!! saya butuh kejelasan ttg keadaan shbt saya dok!" jelas gebi panik.
"relakan sahabatmu yaaa berpulang kepada-Nya, saya harap kamu bisa tegar, saya permisi" tanpa basa-basi dokter itu segera pergi meninggalkan gebi .
Gebi yg masih terbujur kaku mendengar kabar yg sangat tak ingin ia dengar. kabar kematian seorg sahabat terbaik dihidupnya. berlinanglah air mata, gebi tak menyangka ternyata pertemuannya tadi sore di cafe lavida adalah pertemuan terakhirnya dengan mawar. mawar kenapa kamu tega meninggalkanku saat kita bahkan sudah berpisah slama 1tahun. mawar kamu jahat sekali. seakan tak rela ditinggalkan oleh mawar gebi hanya bisa menangisi semuanya. tanpa berbuat apa-apa.

*tibalah teman-teman dan keluarga mawar di rumah sakit harapan bunda*
"hey! gebi! mengapa kamu disitu saja? kemana mawar? mengapa kamu tidak menjaganya? apakah dia sedang tidur?" tanya daniel penasaran tanpa tahu apa yg sudah terjadi kepada mawar.
"mawar.............. memang tidur" jawab gebi lemas
"serius? tapi kok dia tidak ada didalem geb?" tanya claudya penasaran
"iya karna dia sudah meninggalkan kita dialam yg berbeda" tangisan gebi pecah seketika dan menceritakan semuanya, saat terakhir dimana mawar bertemu gebi tadi sore.

"eh gebi! pasti ini semua salahmu kan!!! coba saja kalau mawar tidak bertemu denganmu tadi sore!!! aku benci denganmu! dasar pembunuh!" bentak adit
"iya pasti ini semua karna kamu. seandainya kamu mengantarkan dia pulang kerumahnya dengan selamat dan tanpa beban pikiran, pasti sekarang dia masih hidup!!!"
"tapi ini semua trjadi begitu cepat tanpa aku tahu akan berakhir seperti ini............"
"udah lah geb kita ber3 benci sama kamu. gausah hubungin kita kalau kamu belum mempunya alesan yang kuat akan kematiannya mawar!" tegas daniel
"oke kalo itu mau kalian. aku akan membuktikannya, kalau aku tidak bersalah sama sekali dan aku tidak ada hubungannya sama sekali dengan kematiannya mawar. dia shbtku jg, aku menyayanginya layaknya seorg adik yg menyayangi kakaknya!!" gebi geram dan meninggalkan semuanya membeku dlm suasana yg penuh duka dan ketegangan.

tibalah gebi dirumahnyaaa
masih sama. membeku. menangis. lemas semuanya jadi tidak mengenakan.
2 bulan berlalu

dimalam hari saat gebi akan pergi ke toilet
"gebiiiiiiiiii........" suara samar-samar memanggilnya
"aduhhh siapa sih manggil-manggil aku lagi buang air kecil tunggu sebentar dong"
"gebiiiiiiiii hihihihi" suara samar-samar tetapi jelas itu.
"siapa sih?"
gebi segera keluar kamar mandi dan...........
MAWARRRRRRRRRR *terkejut*  dan *pingsan*

keesokan harinya dia menceritaakan itu semua ke adit, daniel, dan claudya tetapi mereka justru tidak mempercayai gebi. gebi dianggap gila. berhalusinasi terus setelah kematian sahabatnya mawar.

pada suatu hari di rumah gebi dan ketiga temannya . gebi mendengar jeritan dan suara itu lagi. suara yang sama tetapi hanya dia saja dia mencoba membangunkan teman-temannya setelah teman-temannya terbangun suara itu hilang. selalu sama seperti itu. singkat cerita, hanya dia yg dpt merasakan keberadaan mawar.

setelah beberapa bulan alm. mawar terus menghantuinya gebi mencari jalan dan cara untuk menemui arwahnya mawar yang diyakinin blm tenang disana. gebi memberanikan diri menelusuri teka-teki yg ditunjukkan mawar. step by step. finish! semua selesai. ternyata mawar menunjukkan jalan/cara untuk mendapatkan bukti yg kuat agar gebi tidak dianggap salah lagi dengan teman-temannya.

tepat setahunan hari kepergian mawar
semua itu terkuak. misteri kematian mawar pun terkuak , dan memang bukan gebi penyebab kematiannyaaaa , mawar hanyalah seseorg wanita cantik yg menjadi korban tabrak lari, \

lalu mawar menampakkkan diri kepada teman-temannya yg lain.
"hey kalian semua aku sayang kalian yaaa" arwah mawar muncul secara tiba-tiba.
"mawaar, kenapa kamu tega meninggalkan kita yg sudah lama berpisah?" tanya gebi mulai terisak dengan tangisannya.
"maafkan aku gebi. ini semua salahku. semuanya sudah jelas, gebi tidak bersalah ya claudya, adit, daniel. jangan pernah tinggalkan gebi sendiri. dia butuh kalian sama seperti dia membutuhkanku"
"iya pasti war! kita pasti akan slalu ada buat gebi. yg tenang war kamu disanaaa" jawab claudya.
"iyaaaa pasti. gebi maafkan aku selalu menganggumu, semua itu aku lakukan untuk menunjukkan bukti bahwa kamu tidak bersalah atas kepergianku." jelas mawar.
"iya mawar kamu tidak berubah walaupun hidupmu sudah berbeda dan mengalami kemunduran sewaktu hidup aku tetep sayang kamu, jangan tinggalin aku mawar." ucap gebi
"iyaaa walaupun kita berbeda alam percaya ya aku slalu ada bersamamu gebi."
"aku syg kamu mawar" gebi mencoba memeluk mawar namun tak bisa
"maaf gebi, claudya, adit, daniel aku harus pergi, tugasku sudah selesai. waktupun sudah habis didunia ini. aku syg kalian. dadaaaaaaaaah" mawar menghilang kembali ketempat yang seharusnya.



Jumat, 19 Juli 2013

kamu yang kusayang


Pertama aku mengenalmu, aku bahkan tidak tahu tentang perasaanku yang dalam ini untukmu.bahkan aku sama sekali tidak menyadarinya. Sampai akhirnya kita dekat dan semakin dekat dan sampai pada akhirnya aku menyadari perasaan ini yang tumbuh dengan sendirinya untukmu, ya hanya untukmu.
Berkali-kali aku memberi kode. Kode akan harapanku padamu, tapi kamu hanya membalasnya dengan cuek, dengan ketidak ingin tahuan, tanpa aku sadari perasaan ini tumbuh dengan sendirinya semakin besar, semakin dalam dan tulus dari dasar hatiku. Tetapi kamu masih saja acuh dengan sikapmu itu. Sampai akhirnya aku ingin sebuah kepastian , kepastian yang mungkin akan berhasil baik. Dan sampai akhirnya aku mengajakmu untuk bertemu dan bertanya tentang kelanjutan hubungan kita.
Sampai akhirnya aku memberanikan diri untuk berterus terang tentang perasaanku tentangmu
“Dio, aku suka sama kamu” jujurlah aku dengan perasaan cemas
“terus? Gue harus apa?” jawab dio dengan nada cueknya
“tapi beneran diooooooo aku suka sama kamu, kamu gak peka banget sih” jawabku dengan rasa kesal.
“yaudah vena, mau lo apa? Gue Cuma anggep lo sebagai teman aja” jawab dio dengan singkat
“kamu tuh……. Tapi aku jg sayang sama kamu dio!!! Tidakkah kamu melihatnya?”
“terus? Peduli gue apa ven? Gue Cuma mau kita menjadi teman. Tidak lebih kalaupun gue menginginkan lebih ya berarti gue Cuma mau kita sekedar bersahabat atau menjadi teman baik” jawab dio
“kenapa? Kamu tidak ingin mencoba untuk menjalaninya dulu denganku? Apa kurangku padamu? Apa yang salah dengan perasaan ini? Tidakkah aku boleh mencintaimu?”
“semua itu butuh proses ven gak bisa lo memaksakannya dengan alasan apapun. Bukankah cinta yang terpaksa itu sungguh menyakitkan?”
“iya kamu benar dio. Mungkin aku yang salah. Aku yang terlalu cepat untuk mencintaimu” jawabku dengan perasaan kecewa.
“lo gak pernah salah ven hanya waktu saja yg belum tepat. Kita berada diwaktu yang salah.”
“oke. Aku paham itu yo” aku berlari meninggalkan  Dio  di taman itu sendirian, membeku, dan hanya melihatku pergi tanpa menahanku untuk tetap bertahan.
Tibanya aku di rumah aku hanya bisa menangis, membayangkan kata-kata Dio yang masih teringat jelas dikepalaku. Pusing rasanya , nyesak mendengarnya teganya dia berbicara seperti itu padaku. Tidakkah dia lihat cinta yg begitu besar dan tulus ini dariku? Sebelumnya tidak pernah aku merasa sesedih ini karna dia. Karna cinta yg kupunya dan karna cinta yg tak pernah kunjung dibalas olehnya. Hati ini begitu sakit. Begitu pedih membayangkan semua harapan-harapanku hilang begitu saja. Aku hanya terdiam, terkejut dan hanya bisa menangisi keadaan ini tanpa bisa berbuat apa-apa.

Tibalah hari esok di sekolah, dio terlihat tidak seperti biasanya denganku.
Dia berubah menjadi sesosok dio yg tak pernah kukenal, seribu pertanyaan menyerbuku dalam waktu yang bersamaaan. Aku mencoba menyapanya dengan tatapan dingin.
“dio baru datang?” tanyaku acuh
“iya.  Kenapa? Emg lo galiat gue nih baru datang?” jawab dio dengan nada juteknya
“liat sih aku nanya saja kok. Kamu terlihat berubah sekali denganku”.
“biasa aja. Lo aja yg lebay” jawabnya dengan cuek dan dingin tidak seperti biasanya.
“yaudah , aku duluan ya ke kelas” jawabku dengan dingin tak mau kalah dengan dio
“oke”

 Di kelas, aku sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa, aku hanya bisa diam, kecewa, sedih dan ingin sekali aku pergi dari hidupnya. Tetapi kemudian aku mencari cara agar dia bisa kembali menjadi dio yang dulu. Yang dekat denganku yang aku kenal.

*sepulang sekolah di taman*

"Hai Dio" aku menyapanya 
"iya Ven to the point aja ada apa lo ajak gue kesini?"
"aku cuma mau tanya apa kamu menghindar dariku karna pernyataanku yang kemarin? jawab dengan jujur yo aku tidak ingin semua berubah, aku ingin kita yang dulu" kataku dengan nada terisak
"oh itu. gue cuma mau kita temenan aja ya gak lebih"
"oke kalo itu alesanmu aku terima, tapi adakah alasan yang lainnya?"
"tidak ada" jawabnya dengan jutek.
"oke kalau begitu kamu boleh pulang yo aku hanya ingin menanyakan saja"
"oke gue duluan"

setibanya aku di rumah, aku terus memikirkan sikap dio yang berubah begitu cepat kepadaku. ada apa denganmu yo? apakah terlalu aneh jika aku mencintaimu? apa yg harus aku perbuat untuk mendapatkan kamu yang dulu? haruskah aku pergi dari hidupmu? jika memang harus begitu aku akan lakukan.
sungguh aku merindukanmu yang dulu. 

di pagi hari yang cerah ini aku merasa sakit. sakit yang bahkan aku tidak tahu apa penyebabnya, kepalaku pusing, badanku lemas, dadaku sesak, entah apa yg harus aku perbuat.

sampai akhirnya aku tidak kuat lagi dan mencoba bertanya kepada mamahku ada apa denganku? mengapa tubuhku tidak seperti biasanya? . mamahku memberi saran agar aku ke dokter. 
setibanya aku dari rumah sakit aku terkejut, bibirku bergetar, bahkan aku tak bisa berbicara apapun seketika bibirku membisu. hanya air mata yang bisa menceritakan semuanya .aku divonis menderita kanker otak stadium 4. tangisku pecah dalam kesunyian. 

keesokan harinya di sekolah
"venaaaa!! lo kemana ajasih? gue kangen tau sama lo" tanya dio penasaran
"hehe sorry yo aku sibuk" aku berbohong menutupi semuanya.
"ah jangan bohong lo sama gue, lo kenapa? sakit? kok muka dan badan lo gak seperti biasanya ya?" tanyanya dengan penasaran
"gak ada kebohongan kok, aku bahkan baik-baik saja"
"oh jadi lo gamau cerita apa-apa sama gue? gue sahabat lo kan? cerita dong"
"aku divonis menderita kanker otak stadium 4" jawabku dengan mata yg berkaca-kaca.
"HAH? APAAAAA? KENAAPA LO GAK CERITA SEMUA INI KE GUE VEN!!!???" jawabnya dengan nada marah.
"aku kira kamu tidak akan peduli lagi denganku setelah kejadian kemarin"
 "siapa bilang? gue peduli sama lo, gue menyesal udah ngehindar dari lo. maafin gue ya ven gue pengen kita sahabatan lagi seperti dulu" jawabnya dio dengan jujur.
"serius?" tanyaku dengan gembira
"iyaaa venaaaa! gue sayang banget sama lo. lo sahabat gue apapun yang terjadi" 
"pinky swear? (vena mengacungkan jari kelingkingnya)"
"yes, i do (menyambut acungan jari kelingkinnya dio)"

hari ini lengkap sudah semuanya senang, sedih, kecewa, menjadi satu sekarang bebanku saat ini adalah baagaimana aku menyembuhkan penyakitku ini?

Berkali-kali aku mencoba mencari cara, mencari jalan keluar untuk menyembuhkan penyakit terkutukku ini 
tuhan mengapa kau kasih cobaan yg berat ini kepadaku? mengapa kau berikan duka saat bahagia menghampiriku? akankah aku bertahan hidup? tuhan aku tak sanggup menjalaninya, ini terlalu berat untukku tuhan. 

berbulan-bulan , bertahun-tahun tidak juga penyakit ini hilang dari tubuhku. mengapa jadi begini? mengapa semua seolah lebih menyakitkan? aku takut tuhan meninggalkan ini semua, aku takut pergi meninggalkan mereka. ya mereka yang aku sayangi termasuk kamu dio. aku takut semua ini tidak akan sama saat aku pergi, tapi aku harus pergi , aku tak sanggup, ini semua sungguh membuatku semakin sakit. sakit yg terus-menerus muncul setiap kali aku berhadapan denganmu dio. akankah kamu menangisiku? akankah kamu merasa kehilanganku? dan akankah aku sangat berarti untukmu? bukankah sesuatu yg sudah pergi akan lebih terasa berarti? diooooo adakah aku dihatimu? 

hari itu tiba. 
vena masuk rumah sakit selama beberapa hari, dan................. 
itulah waktu terakhir vena saat dirumah sakit. 
semua pun hadir keluarganya , bahkan dio 
dio tak pernah menyangka vena pergi secepat itu saat semuannya kembali seperti dulu. tak sadar dio berlinang airmata, bagaimana mungkin vena yg begitu disayanginya , yg begitu peduli terhadapnya pergi secepat itu? tak pernah terlintas dibenak dio vena pergi secepat itu. 

#note jangan pernah menyia-nyiakan org yg slalu peduli padamu karna itu semua tidak akan sama lagi setelah dia pergi dari hidupmu.